expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 17 April 2015

Teori Reva Rubin dalam Kebidanan

TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN
        Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada yaitu diantaranya teori Reva Rubin, sehingga tercipta sebuah model kebidanan yang sesuai dengan filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan keluarga sebagai focus pelayanan asuhan kebidanan.
          Model kebidanan ini sebagai tolok ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif.

1.  Teori Reva Rubin Mengenai Pencapaian Peran Ibu (attainment of maternal role)
Rubin adalah seorang nurse-midwife dari Amerika yang penelitiannya memberi pengaruh besar dalam asuhan kehamilan dan post partum. Rubin menjelaskan teorinya mengenai peran dan penampilan peran. Rubin menjelaskan teorinya mengenai peran dan penampilan peran. Dia membedakan antara konsep dari posisi yaitu suatu status sosial yang diberikan kepada seseorang (missal guru/ibu) dan konsep dari peran yang dilukiskan sebagai aktifitas dan tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut yang menentukan bahwa dia mempunyai posisi tertentu. Seseorang mempunyai posisi berbeda dalam tahapan hidupnya yang berbeda dan juga dapat mempunyai posisi ganda pada waktu yang bersamaan sebagai seorang anak perempuan, istri dan ibu juga sebagai bidan, pelajar juga sebagai karyawan. “tindakan-tindakan yang diatur sekitar posisi. Terdiri dari peran” (Rubin, 1967)
Tujuan riset Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana wanita tersebut mampu mengambil peran sebagai seorang ibu dan hal apa saja yang dapat membantu dan menghambat/memberi efek negative terhadap proses pencapaian peran tersebut. Menurut Rubin untuk mencapai peran tersebut seorang wanita membutuhkan proses belajar berupa latihan-latihan. Dalam proses ini wanita diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana wanita tersebut mampu mengambil peran seorang ibu. Teori ini sangat berarti pula bagi calon ibu untuk mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan dalam kehamilan dan setelah melahirkan.
Peran diperoleh melalui proses belajar yang dicapai melalui suatu rangkaian aktivitas.
Perubahan yang umunya terjadi pada wanita pada waktu hami adalah :
a.    Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan janinnya.
b.    Ibu memerlukan sosialisasi
Tahap-tahap psikososial yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapi perannya :
a.    Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dangan anak yang lain.
b.    Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c.    Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d.    Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir.

Arti dan efek kehamilan pada pasangan :
a.    Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan sampai 3 bulan estela melairhan
b.    Pria juga bisa mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil
c.    Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada, yaitu :
·         Hubungan ibu dengan pasangan
·         Hubungan ibu dengan janin yang berkembang
·         Hubungan individu dengan individu yang unik dan anak
d.    Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri
e.    Tugas yang harus dilakukan seorang wanita atau pasangan dalam kehamilan :
·         Percata bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
·         Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin
·         Penyelesaian dan identifikasi kebingungan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan fungsi keluarga
f.    Reaksi yang umum pada kehamilan :
·         Trimester I : ambivalen, takut, fantasi, khawatir
·         Trimester II : pasangan lebih enak, menigkatnya kebutuhan untuk mempelajari tentang perkembangan janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self contered.
·         Trimester III : berperasaan aneh, sembrono, menjadi lebih introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil, terlihat jelek.

Dalam penelitiannya dan observasinya lebih dari 20 tahun Rubin menyimpulkan bahwa tujuan dari usaha bu selama kehamilan adalah :
a.    Menyakinkan adanya keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan.
b.    Menyakinkan adanya penerimaan sosial bagi diri dan bayinya
c.    Meningkatkan ikatan tarik menarik dalam konstruksi dari image dan identitas dari saya dan anda
d.    Mencari kedalaman dari arti tindakan transitif dari memberi dan menerima.
Tugas atau tujuan dari aktifitas selama hamil, bersalin dan puerpurium digambarkan lebih ringkas oleh Joesten (1981) sebagai berikut :
a.    Memastikan kesejahteraan fisik untuk dirinya dan bayinya
b.    Penerimaan sosial untuk dirinya dan bayinya oleh orang-orang berarti bagi mereka
c.    Keterikatan kepada si bayi
d.    Pemahaman dan kerumitan menjadi seorang ibu

Bila tugas tersebut tidak dipenuhi maka dapat menjadi indicator bahwa si ibu tidak mengharapkan (mengabaikan) bayinya. Bidan dapat mengembangkan pengkajiannya untuk mengidentifikasi adanya masalah tersebut sehingga dapat membantu ibu hamil dalam memenuhi tugas-tugas tersebut. Misalnya untuk tugas no 2 bidan akan menanyakan kepada klien : bagaimana perasaan suami terhadap kehamilannya, bagaimana perasaan kedua orang tuanya, apakah ibu dan suaminya sering membicarakan tentang bayinya, dsb.
Dari data itu Rubin mengidentifikasi 3 aspek dari identitas dari peran ibu yaitu image ideal, image diri, dan body image.
a.    Image ideal : terdiri dari semua ide yang dimilki wanita itu sendiri mengenai sikap dan aktivitas para wanita sebagai seorang ibu.
b.    Image diri : terdiri dari sikap wanita itu melihat dirinya, yang dimilki dari pengalamannya. Image diri digunakan sebagai repreentasi dan konsistennya “saya sendiri”
c.    Body image : perubahan tubuh selama kehamilan dan perubahan nyata dari arti proses kehamilan itu.

Identitas ibu dicapai dengan suatu proses dari aktivitas Taking On, Taking In dan Letting Go.
a.    Aktivitas Taking On : Mimicry/meniru dan bermain peran/role play
Mimicry adalah meniru perbuatan/sikap orang lain yang menjadi role model baginya (missal wanita lain yang sedang hamil) dan belajar dari berbagai sumber tentang hal-hal yang akan dihadapinya nanti, (missal: apa yang akan terjadi dan bagaimana rasanya melahirkan, apa yang dilakukan orang lain selama melahirkan, atau bagaimana bayi itu pada masa-masa awal setelah lahir), yang disukai akan diadopsi dan yang tidak disukai akan dihindari.
Dalam role play, si calon ibu akan berbuat sesuatu yang nantinya akan diterapkannya untuk diri sendiri. Misalnya mencoba menggendong bayi temannya, menyuapi, mengganti popok/celana bayi. Dapat pula si wanita hanya membayangkannya saja tentang bagaimana akan merawat bayinya nanti. Aktifitas taking-on ini membantu wanita memahami bagaimana seorang yang hamil, atau ibu seorang bayi berprilaku.

b.    Aktifitas Taking In : Fantasi dan Introyeksi-proyeksi-Rejeksi
Dalam fantasi, seorang wanita membayangkan dirinya nanti. Misalnya : akan seperti apa nanti saat melahirkan, baju apa yang akan dipakaikan ke bayinya, hubunganya dengan suami dan angota keluarga lain setelah persalinan. Fantasi ini memungkinkan si wanita mengembangkan pemahaman tentang bagaimana ia akan berperilaku.
Introjections, projection, dan rejection merupakan proses aktif dimana wanita membandingkan model yang ada dengan sudut pandangnya sendiri dan mengambil keputusan tentang adopsi atau rejeksi suatu model. Contoh : belajar cara memandikan bayi teman (meniru), namun saat mempunyai bayi sendiri ia akan mengembangkan sendiri cara memandikan bayi berdasarkan yang dia pelajari dari RS atau buku/media lain.

c.    Aktivitas Letting Go : Grief-work
Mereview, mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran diri sebelumnya dan melepaskan peran yang tidak lagi sesuai atau tidak memungkinkan lagi dilakukan. Pengalaman, hubungan interpersonal dan situasi yang berkaitan dengan diri yang lalu dapat actual atau hanya harapan, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini membantu melepaskan secara perlahan-lahan kelekatannya dengan “mantan” dirinya.
Ketiga tahap ini terjadi pada saat adaptasi psikososial pada masa post partum.
Adaptasi Psikososial Post Partum
Periode post partum menimbulkan stress emosional terhadap ibi baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan masa transisi menjadi orang tua adalah : 1) Respond an dukungan dari keluarga dan teman, 2) Hubungan antara pengalaman melahirkan dengan harapan, 3) pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu, 4) pengaruh budaya

Adatasi psikososial post partum oleh Rubin dibagi dalam 3 fase/periode:
a.    Periode Taking In (1-2 hari setelah melahirkan)
·         Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
·         Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan bentuk tubuhnya
·         Ibu mungkin akan menceritakan tentang pengalamannya bersalin berulang-ulang
·         Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk memulihkan keadaan tubuh pada kondisi awal / semula
·         Nafsu makan ibu bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
b.    Periode Taking Hold (2-4 hari setelah melahirkan)
·         Ibu menjadi khawatir akan kemampuannya merawat bayi dan meningkatkan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu
·         Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh
·         Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok.
·         Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan.
c.    Periode Letting Go
·         Terjadi setelah ibu pulang kerumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga
·         Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan sudah memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan sosial

Depresi Post Partum
Banyak ibu mengalami perasaan “let down” setelah melahirkan, sehubungan dengan seriusnya pengalaman waktu melahirkan dan keraguan akan kemampuan untuk mengatasi secara efektif dalam membesarkan anak.

Umunya depresi ini tingkat sedang dan mudah mudah brubah, dimulai 2-3 hari setelah melahirkan dan dapat diatasi diantara 2-3 minggu kemudian. Agak jarang depresi sedang menjadi psikosis post partum atau menjadi patologis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar