expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 01 April 2015

Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan

PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN
A.    Trimester Pertama
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester pertama kehamilan.
Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Hingga kini masih diragukan bahwa seorang wanita lajang yang bahkan telah merencanakan dan menginginkan kehamilan atau telah berusaha keras untuk tidak hamil mengatakan pada dirinya sendiri sedikitnya satu kali bahwa ia sebenarnya berharap tidak hamil. Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakan dengan wanita karena ia cenderung menyembunyikan ambivalensi atau perasaan negatifnya ini karena perasaan tersebut bertentangan dengan apa yang semestinya ia rasakan. Jika ia tidak dibantu memahami dan menerima ambivalensi dan perasaan negative tersebut sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka ia akan merasa sangat bersalah jika nantinya bayi yang dikandungnya meninggal saat dilahirkan atau terlahir cacat atau abnormal. Ia akan mengingat pikiran-pikiran ia miliki selama trimester pertama dan measa bahwa ialah penyebab tragedy tersebut. Hal ini dapat dihindari bila ia dapat menerima pikiran-pikiran tersebut dengan baik.
Beberapa wanita, terutama mereka yang telah merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, mereka bersuka cita sekaligus tidak ercaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya. Trimester pertama sering menjadi waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang dengan baik.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dengan yang lainnya. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih saying yang besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletiham, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran dan masalah- masalah lain yang merupakan normal pada trimester pertama.
B.     Trimester Kedua
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menulusur kedalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase, pra-quickening dan pasca-quikening. Quickening menunjukan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua,yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berebeda dari ibunya.
Menjelang akhir trimester pertama dan selama porsi pra-quickening trimester kedua berlangsung, wanita tersebut akan mengalami lag, sekaligus mengevaluasi kembali, semua aspek hubungan ia jalani dengan ibunya sendiri. Wanita tersebut mencermasi semua perasaan ini dan menghidupkan kembali beberapa hal yang mendasar bagi dirinya. Semua masalah interpersonal yang dahulu pernah dialami oleh wanita dan ibunya, atau mungkin masih dirasakan hingga kini, dianalisis.
Dengan timbulnya quickening muncul sejumlah perubahan karena kehamilan telah menjadi jelas dalam pikirannya. Kontak sosialnya berubah. Ia lebih bersosialisasi dengan wanita hamil atau ibu baru lainnya, dan minat serta aktivitasnya berfokus pada kehamilan, cara membesarkan anak, dan persiapan untuk menerima peran yang baru.
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua. Kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka disbanding pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relative terbebas dari segala ketidaknyaman fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih saying dari ibunya menjadi seorang yang mencari kasih saying dari pasangannya, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasaan seksual.

C.     Trimester Ketiga
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahkluk terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapan pun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala  persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan aktif yang terlihat dalam menanti kelahiran bati dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakkan janin dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus-menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua smentara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakkan jainin dan pembesaran uterus. Keduanya, menjadi hal yang terus-menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Orang-orang yang disekitarnya kini mulai membuat rencana untuk bayi yang dinantikan. Wanita tersebut menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari keramaian atau seseorang atau apa pun ia anggap berbahay. Ia membayangkan bahaya mengintip dalam diluar sana. Memilih nama untuk bayinya merupakan persiapan menanti kelahiran bayinya. Ia menghadiri kelas-kelas  sebagai persiapan menjadi orang tua. Pakaian-pakaian bayi mulai dibuat atau dibeli. Kamar-kamar disusun atau dirapikan. Sebagian besar semua difokuskan pada perawatan bayi.
Sejumlah kekuatan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti: apakah nanti bayinya lahir abnormal, terkait perslalinan dan pelahiran, apakah ia menyadari bahwa dirinya akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayi. Ia kemudian menyibukkan diri agar tidak memikirkan hal-hal lain yang tidak diketahuinya.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindarkan, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang tiba-tiba akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar yang menjadi halangan. Alternative posisi dalam berhubungan seksual dan metode alternative untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika ia tidak nyaman dengan cara-cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan perasaan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar